Pada tanggal 19 September 2025 para mahasiswa internasional peserta program BIPA Universitas Katolik Parahyangan berkumpul di Hotel Preanger. Bangunan ikonik yang berdiri sejak 1889 ini menjadi titik awal perjalanan mereka menelusuri sejarah Bandung. Di balik dinding dan arsitekturnya, hotel ini menyimpan kisah masa kolonial, ketika tokoh-tokoh penting dan pejabat Belanda pernah menginap di sini.
Dari Hotel Preanger, langkah mereka diarahkan menuju Titik Nol Bandung. Bukan sekadar penanda koordinat, tempat ini sejak dulu menjadi pusat aktivitas kota. Sambil berdiri di sana, para mahasiswa diajak membayangkan bagaimana Bandung berkembang dari masa ke masa.


Perjalanan berlanjut ke Gedung Merdeka, bangunan bersejarah yang menjadi saksi Konferensi Asia-Afrika 1955. Di dalamnya, mereka belajar tentang bagaimana Bandung menjadi pusat perhatian dunia, tempat negara-negara Asia dan Afrika menyatukan semangat perjuangan melawan kolonialisme.
Tak berhenti sampai di situ, rombongan kemudian singgah di Penjara Banceuy. Di ruang yang sempat menahan tokoh-tokoh pergerakan, termasuk Soekarno, para mahasiswa bisa merasakan jejak perjuangan kemerdekaan yang begitu dekat. Tempat ini menghadirkan suasana reflektif—betapa keras dan panjang jalan yang harus ditempuh bangsa Indonesia menuju kemerdekaan.

Tur pun ditutup dengan berjalan di sepanjang Jalan Braga, jalan legendaris dengan deretan bangunan bergaya art deco. Di sinilah mereka melihat sisi lain Bandung, yang dulu menjadi pusat hiburan dan budaya pada masa kolonial, dan hingga kini tetap menyimpan daya tariknya.
Perjalanan ini bukan hanya sekadar walking tour. Lebih dari itu, para mahasiswa internasional menemukan cerita-cerita berharga yang tersimpan di setiap sudut kota. Bersama BIPA UNPAR dan Cerita Bandung.id, mereka merasakan langsung bahwa sejarah tidak hanya dipelajari di kelas, tapi juga bisa dialami melalui langkah kaki di jalanan Bandung. (EON)