Kemeriahan Pesta Rakyat Inaugurasi Listra Tumbuhkan Rasa Cinta Budaya Indonesia

Unit Kegiatan Mahasiswa Lingkung Seni Tradisional Universitas Katolik Parahyangan (Listra Unpar) kembali menggelar Inaugurasi 2019 yang bertajuk “Riuh Semangat Rakyat Berbudaya,” pada Jumat (25/10/2019) di Selasar PPAG, Unpar. Inaugurasi Listra merupakan kegiatan tahunan yang bertujuan untuk menyambut dan melantik mahasiswa anggota baru Listra. Tahun ini, Listra menyambut 80 anggota baru ke dalam keanggotaannya.

Dengan mengangkat tema pesta rakyat, panitia ingin menggambarkan riuh menggebunya semangat rakyat yaitu anggota baru Listra untuk belajar dan melestarikan budaya Indonesia. Untuk menambahkan suasana pesta rakyat, acara dimeriahkan dengan para penjual jajanan tradisional Indonesia. Panitia juga menghimbau pengunjung untuk mengikuti dress code batik dan berkreasi dengan tampilannya. 

“Kami ingin sesuatu yang meriah, tetapi gak seperti ada pemisah antara penonton dan penampil, jadi tetap seperti keluarga dan santai. Tentunya ada unsur-unsur tradisionalnya juga,” jawab Debby Valentzia selaku Ketua Pelaksana acara saat ditanyakan alasannya mengapa mengangkat tema Pesta Rakyat.

Acara dibuka dengan kata sambutan dari Ketua UKM Listra Nur Sadrina dan Debby. Acara dilanjutkan dengan pemutaran cuplikan persiapan para penampil yang menjadi pembuka setiap penampilan tarian. Inaugurasi Listra 2019 membawakan 7 penampilan tarian, yakni Tari Mojang Priangan, Tari Saman, Tari Kalimantan, Tari Papua, Tari Betawi, Tari Piring, dan Tari Merak. Kemudian acara ditutup dengan penampilan tarian bersama dari seluruh anggota Listra 2019. 

Mahasiswa peserta program Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) Unpar ikut serta dalam inaugurasi Listra. Mahasiswa-mahasiswa asing yang terdiri dari 8 mahasiswa Darmasiswa dan 3 mahasiswa Kemitraan Negara Berkembang (KNB) turut tampil sebagai pemusik dan penari di acara tersebut. Carla, Luis, Gedeo (Timor Leste), Basta (Burundi), Shams (India), dan Babah (Mauritania) memainkan kendang dan saron mengiringi penari. Marie (Perancis), Liza (Polandia) serta Natacha dan Dinah (Madagaskar) menjadi penari di tarian asal tanah Papua.

Proses persiapan acara yang memakan waktu sekitar 2 bulan, dengan latihan reguler 2 kali seminggu dan latihan intensif setiap hari dua minggu menjelang acara menjadi tantangan bagi Debby dan calon anggota baru. Pembagian penampilan tari dari calon anggota baru dilakukan melalui seleksi, di mana para calon anggota baru diajari potongan-potongan dari seluruh tujuh tarian yang akan ditampilkan di hari H, kemudian diseleksi melalui audisi untuk melihat kecocokan individu dengan jenis tariannya. Menurut Debby, hal-hal seperti menghadapi ego dari satu sama lain, mengambil keputusan, dan membangun suasana semangat calon anggota menjadi lika-liku yang membumbui proses persiapan acara. 

Jerih payah tersebut terbayar dengan tanggapan positif dari para pengunjung. “Mereka antusias banget, dan ini acara tradisional, dengan penonton yang bukan anak Listranya mereka terpaku, excited terhadap budaya Indonesia,” tutur Debby. “Semoga mereka lebih mencintai budaya Indonesia dan lebih memiliki ketertarikan dengan budaya Indonesia,” tambahnya. (MGI/DAN)

Tentang Artikel

Oct 31, 2019

Berita Terkini

UNPAR Summer School 2025

UNPAR Summer School 2025

Step into a world where language opens doors, culture tells stories, and sustainability is not a trend—but a time-honored tradition and way of life. Join our Summer School 2025 and experience Indonesia through its people, its heritage, and its values—right from the...